Beranda · Menu · Menu 1 · Menu 2

Travelling ke Dieng, Jangan Lupa Mampir ke Candi Arjuna

Kalau ngomongin tempat wisata di Jawa Tengah, pasti ada yang langsung kepikiran ke candi Borobudur. Ya kan? Itu juga banyak orang yang mengira berada di provinsi DIY, padahal kenyataanya emang di Jawa Tengah tepatnya di Magelang.

Nah sebenarnya selain Candi Borobudur yang pernah menjadi 7 keajaiban dunia itu, Jawa Tengah memiliki Wonosobo dan Banjarnegara dengan Dieng-nya yang sudah melalang buana di kancah Internasional, apalagi punya Golden Sunrise terindah se-Asia Tenggara tepatnya di puncak gunung Prau yang berada di Dataran tinggi dieng.

Tepat pertengahan Agustus kemaren saya menghabiskan sebagian libur kuliah ke Dieng. Sudah yang ke-5 ini saya traveller ke Dieng karna beruntung rumah saya tidak jauh dari Dieng, sekitar 3 jam di tempuh dari rumah saya tepatnya dari kabupaten Batang. Kalau ada teman-teman yang ingin traveller atau sedang merencanakan ke Dieng, jangan lupa sempatin untuk mengunjungi situs bersejarah Candi Arjuna.

Sebelum memasuki candi sudah pasti membeli tiket terlebih dahulu. Bedanya kalau di Candi Arjuna kalian akan dipaksa untuk membeli paket wisata yaitu Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Mungkin ini merupakan strategi pasar kali yak. Sebenarnya masuk ke dalam Candi Arjuna ada pintu doraemon yang memungkinkan kalian masuk tanpa membeli tiket yaitu melalui Candi Setyaki yang berada di jalan sebelum jalan utama. Saya biasanya sering lewat situ tapi kalau kamu traveller sejati sebaiknya membeli tikat ya untuk kelancaran retribusi daerah, tapi jangan lupa biasakan meminta tiket sesuai yang kamu beli dimanapun tempat wisatanya, untuk mengurangi tindak korupsi.

Di depan komplek wisata Candi Arjuna ada pasar kecil yang menjual souvenir, makanan khas dingin dan tentunya makanan khas Dieng. Saya menyempatkan membeli purwaceng dan buah carica untuk oleh-oleh yang dirumah, sekalian makan mie ongklok.

Makan mie ongklok setelah perjalanan jauh

Mie ongklok merupakan kuliner khas lokal. Mie ini merupakan mie rebus yang disajikan bareng sama sate yang dilumuri bumbu manis. Ternyata nama Ongklok diambil dari alat untuk mebuat mie tersebut. Aneh kan namanya ongklok ongklok.

Jadi ongklok ini semacam keranjang kecil yag dibuat dari anyaman bambu dan diberi gagang yang digunakan sebagai tempat mi yang kemudian dicelupkan ke air panas. Selain nama yang menurut saya unik, penyajian mi ini juga terbilang unik. Menggunakan racikan bumbu spesial, dengan kol dan potongan daun kucai, lalu disiram dengan kuah kental berkanji  yang dikenal dengan loh.

Minum secangkir purwaceng

Kalau Cuma beli buat oleh-oleh saja rasanya kurang lengkap. Saya sempatkan untuk pesan purwaceng secangkir. Pertama kali saya mendengar kata “purwaceng”, langsung kepikiran “mesum” atau “nakal”. Ya nggak? Pantas saja memang minuman ini ada khasiat yang berhubungan dengan kata yang saya pikir barusan. Purwaceng merupakan sebuah minuman kesehatan yang bisa meningkatkan stamina bagi peminumnya. Ingat, stamina ya stamina! Bukan minuman pencari jodoh.


Purwaceng atau dalam bahasa latin  Pimpinella Pruatjan merupakan tumbuhan herbal yang dikenal sebagai viagra tradisional. Ketika berkunjung ke Dieng, hampir di setiap obyek wisata ada bahkan di pinggir-pinggir jalan pun banyak di jajakan sebagai oleh-oleh maupun diminum langsung. Purwaceng biasanya diseduh dengan air panas. Pengalaman saya setelah meminum badan terasa agak hangat. Pas sekali dengan udara Dieng yang begitu dingin. Semoga stamina saya bisa bertambah. Hehe

Carica si pepaya gunung

Selain kedua makanan itu, carica merupakan buah yang khas dari Dieng. Saya pun ikutan membeli oleh-oleh carica ini karna setiap kali orang pergi ke dieng pasti ngomong tentang carica. Carica atau orang setempat menyebutnya karika merupakan pepaya gunung yang tumbuh di dataran tinggi basah seperti dieng ini.

Karika bisa dimakan langsung, rasanya agak manis, sepet dan alot waktu digigit. Selain itu biasanya untuk oleh-oleh sudah dijadikan olahan manisan. Jangan lupa untuk membawa pulang buat oleh-oleh. Beli ya jangan bawa aja.

Maaf ya kalu sedikit foto, waktu travelling saya belum kepikiran buat jadi postingan di blog ini.
Oke. Setelah kenyang menikmati kuliner di kawasan candi, sekarang saatnya untuk melanjutkan perjalanan ke barat melihat candi Arjuna.

Kesan pertama ketika masuk ke kawasan candi Arjuna kalian akan kagum. Berhubung saya sudah berkali-kali jadi ya tahu sendiri kan, hehe. Kenapa saya bilang kagum, karena candi Arjuna terdiri dari 5 candi serta pegunungan sebagai latar belakang candi sehingga membuat mata yang melihat menjadi adem.

Saya paling suka duduk di padang rumput yang berada di pinggiran sekeliling candi, seakan benar-benar menikmati hidup dengan suasana hangat di guyur udara yang dingin, subhanallah. Memang tujuan utama kesini menikmati alam dan menyatu dengan alam.

 ini bukan sok nggak lihat ya, tapi emang asli. temen saya yang nyuri 

Setelah puas duduk-duduk di pinggiran, barulah menghabiskan waktu buat foto-foto. Ingat ya kalau kamu travelling itu nikmati dulu tujuan kalian barulah foto sepuasnya. Jangan foto dulu atau dicampur ketika sedang menikmati alam. Opini saya aja.








Selain keunikan tadi, ada lagi hal unik ialah candi Arjuna berjejer di dalam bentuk persegi sehingga mempesona bagi yang melihatnya. Tata taman juga sudah terbilang bagus dan rapi, nggak ada sampah berserakan, dan jalan menuju candi tersusun rapi dengan pepohonan berdiri di pinggirnya yang membuat suasana menjadi sejuk. Kalau ke Dieng tempat paling nyaman untuk bersantai dan betah berlama-lama menurut saya ya di candi Arjuna ini.

Nah, semoga kamu yang belum pernah kesini catat Dieng sebagai tujuan wisata kamu selanjutnya.

Happy Travelling

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Travelling ke Dieng, Jangan Lupa Mampir ke Candi Arjuna"

Posting Komentar