Kalau
ngomongin tempat wisata di Jawa Tengah, pasti ada yang langsung
kepikiran ke candi Borobudur. Ya kan? Itu juga banyak orang yang mengira
berada di provinsi DIY, padahal kenyataanya emang di Jawa Tengah
tepatnya di Magelang.
Nah
sebenarnya selain Candi Borobudur yang pernah menjadi 7 keajaiban dunia
itu, Jawa Tengah memiliki Wonosobo dan Banjarnegara dengan Dieng-nya
yang sudah melalang buana di kancah Internasional, apalagi punya Golden
Sunrise terindah se-Asia Tenggara tepatnya di puncak gunung Prau yang
berada di Dataran tinggi dieng.
Tepat
pertengahan Agustus kemaren saya menghabiskan sebagian libur kuliah ke
Dieng. Sudah yang ke-5 ini saya traveller ke Dieng karna beruntung rumah
saya tidak jauh dari Dieng, sekitar 3 jam di tempuh dari rumah saya
tepatnya dari kabupaten Batang. Kalau ada teman-teman yang ingin
traveller atau sedang merencanakan ke Dieng, jangan lupa sempatin untuk
mengunjungi situs bersejarah Candi Arjuna.
Sebelum
memasuki candi sudah pasti membeli tiket terlebih dahulu. Bedanya kalau
di Candi Arjuna kalian akan dipaksa untuk membeli paket wisata yaitu
Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Mungkin ini merupakan strategi pasar
kali yak. Sebenarnya masuk ke dalam Candi Arjuna ada pintu doraemon yang
memungkinkan kalian masuk tanpa membeli tiket yaitu melalui Candi
Setyaki yang berada di jalan sebelum jalan utama. Saya biasanya sering
lewat situ tapi kalau kamu traveller sejati sebaiknya membeli tikat ya
untuk kelancaran retribusi daerah, tapi jangan lupa biasakan meminta
tiket sesuai yang kamu beli dimanapun tempat wisatanya, untuk mengurangi
tindak korupsi.
Di
depan komplek wisata Candi Arjuna ada pasar kecil yang menjual
souvenir, makanan khas dingin dan tentunya makanan khas Dieng. Saya
menyempatkan membeli purwaceng dan buah carica untuk oleh-oleh yang
dirumah, sekalian makan mie ongklok.
Makan mie ongklok setelah perjalanan jauh
Mie
ongklok merupakan kuliner khas lokal. Mie ini merupakan mie rebus yang
disajikan bareng sama sate yang dilumuri bumbu manis. Ternyata nama
Ongklok diambil dari alat untuk mebuat mie tersebut. Aneh kan namanya ongklok ongklok.
Jadi
ongklok ini semacam keranjang kecil yag dibuat dari anyaman bambu dan
diberi gagang yang digunakan sebagai tempat mi yang kemudian dicelupkan
ke air panas. Selain nama yang menurut saya unik, penyajian mi ini juga
terbilang unik. Menggunakan racikan bumbu spesial, dengan kol dan
potongan daun kucai, lalu disiram dengan kuah kental berkanji yang
dikenal dengan loh.
Minum secangkir purwaceng
Kalau
Cuma beli buat oleh-oleh saja rasanya kurang lengkap. Saya sempatkan
untuk pesan purwaceng secangkir. Pertama kali saya mendengar kata “purwaceng”,
langsung kepikiran “mesum” atau “nakal”. Ya nggak? Pantas saja memang
minuman ini ada khasiat yang berhubungan dengan kata yang saya pikir
barusan. Purwaceng merupakan sebuah minuman kesehatan yang bisa
meningkatkan stamina bagi peminumnya. Ingat, stamina ya stamina! Bukan
minuman pencari jodoh.
Purwaceng atau dalam bahasa latin Pimpinella Pruatjan
merupakan tumbuhan herbal yang dikenal sebagai viagra tradisional.
Ketika berkunjung ke Dieng, hampir di setiap obyek wisata ada bahkan di
pinggir-pinggir jalan pun banyak di jajakan sebagai oleh-oleh maupun
diminum langsung. Purwaceng biasanya diseduh dengan air panas.
Pengalaman saya setelah meminum badan terasa agak hangat. Pas sekali
dengan udara Dieng yang begitu dingin. Semoga stamina saya bisa
bertambah. Hehe
Carica si pepaya gunung
Selain
kedua makanan itu, carica merupakan buah yang khas dari Dieng. Saya pun
ikutan membeli oleh-oleh carica ini karna setiap kali orang pergi ke
dieng pasti ngomong tentang carica. Carica atau orang setempat
menyebutnya karika merupakan pepaya gunung yang tumbuh di dataran tinggi
basah seperti dieng ini.
Karika bisa dimakan langsung, rasanya agak manis, sepet dan
alot waktu digigit. Selain itu biasanya untuk oleh-oleh sudah dijadikan
olahan manisan. Jangan lupa untuk membawa pulang buat oleh-oleh. Beli
ya jangan bawa aja.
Maaf ya kalu sedikit foto, waktu travelling saya belum kepikiran buat jadi postingan di blog ini.
Oke. Setelah kenyang menikmati kuliner di kawasan candi, sekarang saatnya untuk melanjutkan perjalanan ke barat melihat candi Arjuna.
Kesan
pertama ketika masuk ke kawasan candi Arjuna kalian akan kagum.
Berhubung saya sudah berkali-kali jadi ya tahu sendiri kan, hehe. Kenapa
saya bilang kagum, karena candi Arjuna terdiri dari 5 candi serta
pegunungan sebagai latar belakang candi sehingga membuat mata yang
melihat menjadi adem.
Saya
paling suka duduk di padang rumput yang berada di pinggiran sekeliling
candi, seakan benar-benar menikmati hidup dengan suasana hangat di guyur
udara yang dingin,
subhanallah. Memang tujuan utama kesini menikmati alam dan menyatu dengan alam.
Setelah puas duduk-duduk di pinggiran, barulah menghabiskan waktu buat foto-foto. Ingat
ya kalau kamu travelling itu nikmati dulu tujuan kalian barulah foto
sepuasnya. Jangan foto dulu atau dicampur ketika sedang menikmati alam. Opini saya aja.
Selain
keunikan tadi, ada lagi hal unik ialah candi Arjuna berjejer di dalam
bentuk persegi sehingga mempesona bagi yang melihatnya. Tata taman juga
sudah terbilang bagus dan rapi, nggak ada sampah berserakan, dan jalan
menuju candi tersusun rapi dengan pepohonan berdiri di pinggirnya yang
membuat suasana menjadi sejuk. Kalau ke Dieng tempat paling nyaman untuk
bersantai dan betah berlama-lama menurut saya ya di candi Arjuna ini.
Nah, semoga kamu yang belum pernah kesini catat Dieng sebagai tujuan wisata kamu selanjutnya.
Happy Travelling
Belum ada tanggapan untuk "Travelling ke Dieng, Jangan Lupa Mampir ke Candi Arjuna"
Posting Komentar